PERTANYAAN,
kenapa sih gue ini semangat banget, padahal tulisan gue sudah tujuh kali
ditolak? Pertama karena gue tahu, tulisan gue ini payah dan hukumnya wajib gue
benerin! Yang kedua gue yakin dan percaya, gue ini punya Tuhan yang adil. Dia
melihat dan menilai semuaaa usaha gue. Jadi pasti nanti ada jalan menuju ke
masa depan yang lebih cemerlang.
Nah! Termasuk ngefollow
akun @diva_press lalu @kampusfiksi. Gue sering favorite tweet yang berhubungan
dengan kepenulisan dan motivasi. Setiap senin—pas anak-anak murid gue lagi
belajar agama—gue selalu nongkrong di kantor sembari nunggu #seninmenulis.
Oke, sampai pada
suatu ketika. Gue iseng ngajakin si admin KF ketemuan. Gue kira dia itu sejenis
sama gue, makanya dengan PD gue tweet begini: “Admin, kayaknya enak nik kopi
darat di café sekitar pegunungan sambil minum hot chocolate.” < Murni iseng.
Tapi isengnya berhadiah, karena si admin menyanggupi.
Ahay, gue
seneng! Padahal gue saat itu nggak ngerti arti kopdar, ternyata kopdar itu
singkatan dari Kopi Darat (kalau kata Rofie, orang Jakarta tapi nggak tahu
kopdar!! Haha… Ampun Dijeee). Kopdarnya di Food Court Ambassador. Dan pas
ketemu si admin, JEGER!!! Gue kaget! Rasanya pengin balik badan, nggak jadi
ketemu. Tapi gue merasa punya responsibility karena gue yang ngajak ketemu. Lagipula
gue pikir dia itu lembut dan perhatian—meski nyeesss kalau kritik—karakter *****
banget kan? Ternyata berkumis! Owalah. Sebelumnya sempet bilang ke Rofie. Ih
dia itu sombong ya. diajak ngobrol cuek-cuek padahal junior gue tuh di kampus!!
*Hahaha*
Di sana ketemu
pertama kali sama Kak Amad, Farid, dan Kak Wulan. Si Admin makan nasi padang
seorang diri. Tapi gue ditraktir teh botol—haha… baik banget ya, padahal siapa
yang butuh… dasar tak tahu diri kau Eka.
Dan kece badai, gue pikir dia itu cuek. Pas ketemu, 3 JAM NONSTOP share banyak hal. Gue banyak banget dapet ilmu dari sana. Khususnya
penggunaan titik, koma di dalam dialog.
Hasil dari
pertemuan ini, beliau kasih saran lebih baik bikin group WA. Jadilah kami di
sana tuker nomor dan gue bikin group. Nggak tahu mau kasih nama apa, akhirnya
pake nama WAK WAW. Tapi nggak bertahan lama, karena cuma gue dan Rofie yang
ramein chat.
Dan tiba-tiba,
gue di-invite JamaahTyphobia. Saat itu
gue sedikit mengernyit, ini bangga banget ya padahal suka typho. Hahaha. Itulah
ciri dari group sontoloyo ini, Typhobia.
Dunia berasa
cerah, langit biru indah, sinar matahari bersahabat dan sebuah lorong penuh
dengan berlian terbuka lebar. That`s my chance.
Jamaah Typhobia membuka jalan menuju ke sana.
Ilmu
kepenulisan. Kekurangan. Kelebihan. Tetek bengek, dari hal yang remeh temeh
sampai UWAW semua gue dapet di sana. Gilaaaak! Ini bener-bener jalan dari
Tuhan. Gue belajar banyaaaaaak banget dari sana. Secara sebelum masuk, gue cuma
seorang Eka yang menulis dengan modal semangat (dikritik tulisan gue kayak
berita, ceramah, dan Pak Edi bilang tulisannya belum runut). Tapi setelah masuk,
mulai ngerti unsur-unsur penting dalam menulis. Tekniknya. Pokoknya semuanya,
bermanfaat banget.
Ada 15 biji
kepala di sana. Seperti inilah penilaian gue terhadap mereka.
Rofie. Dia
paling pertama yang gue kenal. Ahem! Dia itu orang yang pertama kasih kritik. Dan
dari sana kami mulai menjalin hubungan mesra. Dia itu care, jujur, dan asik. Kita
sering share soal cowok-cowok visualisasi novel. Gue banyak belajar dari dia—kecil-kecil
cabe jawa (lebih mantap dari cabe rawit). Punya gaya cerita yang khas—khususnya
cerpen Merlion—dan temen paling enak diajak berbagi. Suaranya seksi.
Tampilannya dewasa. Katanya mirip Raisa (Dia ngaku-ngaku sendiri).
Einca. Cewek
yang ceria. Dia itu baik, bersedia koreksi naskah gue sampe gue bener-bener
tahu di mana kurang naskahnya. Dia enak diajak share apa aja. Mulai dari
penulisan, novel-novel, sampe laki juga hayok! Wkwkwk. Rame. Pemanis suasana. Tapi
di balik itu semua…. (mewek…). Kami pernah telponan 1 jam. Dan ilmu dia, gue sedot
semua. Trims Cantik.
Anggi. Ini anak
pernah gue komen. Ya ampun sampe hal yang
nggak penting di tweet ke KF (inget, Gi?) Dan ternyata dia addicted. Pantes. Hhaha. Gue suka
diksinya. Bikin gue berpikir keras, ini beneran anak SMA? Bisa indah gitu
diksinya. Puitis banget. Terus dia anaknya nggak enakan, padahal penting
ngomong apa adanya. Dan dia paling asik tuh dibully, apalagi soal horror! Aduh
renyah! Gurih-gurih nyoooy. Soalnya dia panikan.
Kak Reza. I have no ide to describe him. Karena
dia misterius. Di medsos cool, aslinya rame. Pengalaman hidupnya yang penuh
lika-liku—itu keren. Gue sering ngakak sendiri baca chatnya yang suka ngomong
jorok. Misal soal daki, terus ketombe. Dan ngakunya ganteng. Tapi, ya gitu deh.
Dia emang sesepuh dan tetua kami. Apapun yang dia ucapkan, kami manut. Trims buat
kesediaannya bantu kami, meski sibuk. Jazakumullah.
Masfik. Yang
bikin tertarik, doi ini kuliah di Yaman. Itu keren abis. Salut. Paling demen
lihat dia lagi adu omongan sama Einca. Kayak Tom & Jerry, tapi di lain sisi
kayak Romeo & Juliet. Excited melihat
persilatan mereka. dan Masfik orangnya baik dan care.
Kak Amad. Awal
ketemu main senyum-senyuman. Hahaha. Ini yang follow gue, tapi gue lupa
follback, eh gue di unfollow—suka sensi Kak Amad. Doi ini keren, tulisannya semakin
baik. Meski dia sibuk sama kertas-kertas laporan dan ibu kos yang kamfreto—ya nggak
Kak Amad, jadi nggak mandi kan?—dia masih bisa meluangkan waktu menulis. Cool!
Tulisannya makin bagus, kemajuan pesat. Tapi sayang kePD-annya kurang.
Mey. Kita follow waktu doi komen cerpenku juga
kalau nggak salah. Dia kelihatannya jutek—dari foto—tapi sebenarnya humoris. Dan
terkadang suka asik sendiri sama obrolannya. Tulisannya juga bagus. Diksinya kaya.
Masih kebayang cowok perokok di benak gue tiap inget dia. Haha.
Juju. Pernah ketemu
di Bookfair, dia tinggi banget! Dan selera humornya bagus. Gue senyam-senyum
baca cerita komedi dia. Awalnya ragu, ini anak cewek apa cowok. Dari namanya
syarbini, gue berspekulasi dia ini cewek. Dan ternyata dia cowok tulen. Kayaknya
dia sempet bete waktu gue nebak dia itu cewek. Haha. Ampun yak.
Ucup. Gue kenal
dia dari Rofie. Dia katanya ikutan kopdar Benz Bara. Gue tertarik minta dia
kasih info supaya gue bisa ikutan kopdar. Ucup ini suka traveling backpacker. Dia
juga semangat nulisnya dan usaha dia untuk mencapai tujuan patut diacungi
jempol.
Farid. Uwooooow.
Dia punya imajinasi yang oke, bacaannya berat, dan selalu semangat cari info
buku-buku oke. Dan itu memengaruhi pola pikirnya, embrio, telur, ayam! Analogi
yang kece badai untuk anak seusia dia. Tapi sayang, dia kalau nanggepin
kritikan masih kurang terbuka. Padahal itu penting banget buat kemajuan dia.
Ilham. Ini anak
keturunan kalkun kali ya. Entah apa alasannya hobi banget sama ilmu kalkulus. Padahal,
lihat angkanya aja udah bikin mata gue mau keluar. Aaah! Gokil deh.
Dia orang Surabaya. Kok tahu padahal dia nggak pernah kasih tahu? soalnya gue pernah lihat dia ngomong tah. Jaman ngejak angel dulu, gue pernah temenan sama anak bonek. Jadi tahu, dia orang Surabaya. Pasti jawanya medok banget. Ilham ini kadang suka ngelucu, dan care juga anaknya.
Dia orang Surabaya. Kok tahu padahal dia nggak pernah kasih tahu? soalnya gue pernah lihat dia ngomong tah. Jaman ngejak angel dulu, gue pernah temenan sama anak bonek. Jadi tahu, dia orang Surabaya. Pasti jawanya medok banget. Ilham ini kadang suka ngelucu, dan care juga anaknya.
Vee. Wahahahah kagum
sama anak piyik ini. Baru lulus SMP. Otaknya udah kece banget, ide-ide
ceritanya. Diksi-diksinya. Dan kemampuannya dalam berprogress itu keren! Jarang
anak jaman sekarang mau repot-repot nulis. Mereka kebanyakan lebih seneng jadi
cabe-cabean—naik motor bertiga.
Nebeh.
Aahahaha.. gue kalau baca tweet dia nggak pernah nyambung. Entah itu yang
dibahas korea-korean atau jepang-jepangan—gue nggak ngerti. Dia keren, kalau
kritik jujur banget. Membangun dan bikin gue mikir, apa nih kiranya strategi
gue buat perbaikan. Biasanya orang yang bisa kritik nulisnya kece. Nebeh semangat!
Pokoknya terima
kasih banget buat kalian yang berbagi ilmu ke gue. Dan yang paling penting kita
harus semangat. Punya hobi sama, kesuksesan juga harus sama. Mulai membuka diri
untuk menerima kritik. Love you, Guys. Fi Amin Allah dan Jazakumullah Khairon Katsiron.
GBU :’)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar