Minggu, 23 November 2014

Kosmoboy-ku

Yang aku tahu, kamu sangat menyukai segala sesuatu yang berhubungan dengan semesta. Bahkan, kamu sangat tahu, bahan bakar bintang itu adalah helium dan jika bintang sudah berusia tua—massanya memulai, berubah menjadi katai putih—akan meledak dengan ledakan supernova, lalu boom berubah menjadi blackhole. Padahal setahuku, blackhole itu lubang hitam yang jahat. Oh ternyata begitu. Kamu memang hebat, Re.

“Kamu tahu nggak asal mulanya ada air di bumi dari mana?” kamu bertanya suatu ketika, saat kita tengah duduk di balkon rumahmu menatapi langit pekat sedikit bintang—di malam kelulusanmu sebagai sarjana sains.

“Dari hujan kan? Siklus hidrologi.”

“Kalau siklus berarti airnya udah ada. Misalnya air laut yang menguap.”

Aku sadar kemudian melongo, benar juga yang kamu katakan. Lalu air laut dari mana?

“Terus apa dong?” aku bertanya lagi.

“Asteroid dan komet,” jawabmu penuh semangat.

“Kok bisa?”

“Karena bahan dasar asteroid dan komet itu adalah air es. Jadi waktu sampai ke bumi dia mencair jadilah air ada di bumi.”


Kamu tersenyum. Aku semakin jatuh cinta, wawasanmu seluas jagat raya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar