Minggu, 23 November 2014

Relativity

Kamu pernah bilang, “waktu itu relatif, bisa diperpanjang dan bisa juga diperpendek namun mustahil untuk diputar kembali. Meski begitu, cinta tetap mampu menembus dimensi yang tak terjamah.”

Kenapa waktu dikatakan relatif, sedangkan manusia di bumi menjalani waktu 24 jam perhari—absolut. Apalagi yang kamu bahas soal cinta. Seakan kamu menunjukkan kepedihanmu. Jika aku dan kamu terpisah oleh ruang dan waktu, cinta kita tetap tak berjarak. Ingat aku mencintaimu, begitu katamu. Responku, hanya tersenyum meremehkan. Perkataanmu aneh!

Tahun 2112, kamu pergi meninggalkan bumi bersama rekan kerjamu sesama astronot. Kamu menjadi bagian dari sebuah misi ‘kelangsungan hidup spesies’. Mencari planet yang tepat untuk dihuni manusia kelak.  Karena bumi semakin tua dan rapuh.


Hari, minggu, bulan, tahun, setengah abad, kamu tak kunjung datang. Aku tetap menunggumu dengan cinta yang utuh. Lalu perlahan, aku mulai menyadari perkataaanmu. Meski jarak dan waktu kita terpisah jauh, cinta di antara kita tetap terhubung. Detik itu aku tahu, betapa kamu menyayangiku, tidak ingin jauh dariku. Tapi aku terlalu tolol menghiraukan perpisahan yang ingin kamu akhiri dengan manis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar